Pasang iklan Pasang iklan pasang iklan pasang iklan
Sejarah Panggilan GAUL

SEJARAH PANGGILAN GAUL

Hallo gan guys man bro mas cuy bay lay bleh blay apalah semua panggilan yang ada di dunia ini yang kita ga pernah tau dan ga mau tau dari mana asal nya itu. yang penting waktu kita di panggil dari salah satu kata di atas, kita pasti nengok dan langsung nyapa juga WOY!. yaudahlah no problem Tapi tetep aja anak muda jaman sekarang yang di penuhi dengan rasa KEPO melebihi keinginannya untuk belajar, tetap pasti masih ada satu pertanyaan pasti di benak nya dari mana si itu bahasa, siapa si yang buat, alien kah apa sejenis robot yang mau mengakusisi bumi gitu kah yang buat.

Mitos Jerawat

MITOS SOAL JERAWAT, JANGAN ASAL PERCAYA!

Kemunculan jerawat di wajah selalu tidak diharapkan, karena dapat merusak penampilan. Perlu dilakukan perawatan ekstra agar kulit wajah terhindar dari musuh membandel ini. Hanya saja, minimnya pengetahuan tentang jerawat, tak jarang menimbulkan banyak rumor dan mitos yang belum tentu kebenarannya

Kisruh PSSI

PSSI BOHONGI FIFA UNTUK SINGKIRKAN PEMAIN ISL DARI TIMNAS?

Indikasi ketidakjujuran PSSI dalam surat jawabannya kepada FIFA mengenai konfirmasi ulang atas tentang keabsahan liga profesional di Indonesia diduga dilakukan dengan tujuan agar pemain yang berlaga di ISL tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia. apakan benar ?

perbedaan mata wanita dan pria

PERBEDAAN MATA WANITA DAN MATA PRIA

Pria dan wanita memang sama-sama tertarik pada hal-hal yang visual. Tapi, menurut buku Why Men Do Align Left Listen and Women Cant Read Maps karangan Allan dan Barbara Pearce, ada beberapa perbedaan antara mata pria dengan mata wanita. Ini berhubungan dengan biologi dan kebiasaan yang berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. mau tau apa saja...

besarkan otot dada

Cara Besarkan Otot Dada Agar Kekar –Macho

Mempunyai dada yang bidang dengan bahu yang kekar dan lebar serta perut yang ramping merupakan dambaan setiap pria. Dengan otot dada yang kekar ini menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum wanita dan banyak juga para wanita yang mengidam-ngidamkan cowok yang mempunyai dada kekar, berotot Macho.

Dada Montok

REMAJA WANITA PILIH DADA MONTOK MESKI IQ JONGKOK?

Kelakuan anak muda zaman sekarang sangat beda dengan cara pandang orang seumuran mereka di masa lalu. penelitian yang dilakukan MyVoucherCodes. Dalam survey itu didapatkan pernyataan, banyak remaja wanita ABG usia 18-25 tahun justru lebih suka memiliki payudara besar dibanding ber-IQ tinggi. Mengherankan bukan?

bahaya AIDS

Fakta HIV/AIDS

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan dalam penyebarannya. Pada 2005, tercatat 5.321 orang terinfeksi HIV dan AIDS sementara pada bulan September 2010 tercatat 22.726 orang. “HIV menginfeksi sistem imunitas dan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh”

Rokok Devisa Negara

MITOS DAN FAKTA ROKOK YANG KATANYA PENYUMBANG DEVISA BESAR

Mitos : Industri rokok memberikan kontribusi pemasukan negara dengan jumlah besar. Fakta Negara membayar biaya lebih besar untuk rokok dibanding dengan pemasukan yang diterimanya dari industri rokok. Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang diterima negara dari industri rokok (pajak dan sebagainya) mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar.

Thursday, 28 November 2013

Brand Building

assalamuallaikum selamat pagi salam sejahtera kawan-kawan semua, kali ini gue akan ngebahas tentang "brand building", yang masih dalam lanjutan sekuel post-post sebelumnya.

Pertama-tama gue mau nanya, ada yang tau apa itu brand building ? apa sering denger ? mungkin dari dosen, temen atau pacar ? kayanya ga mungkin ya pacar, karena menurut yang gue baca pada tahun 2013 ini manusia yang berpasangan khususnya dalam hal romansa tingkat remaja kaula muda ini menurun, mungkin karena tingkat habbit manusia yang menjunjung tinggi ego nya masing-masing, tapi back to topic bahwa brand building itu ialah "proses konsisten memberikan citra sesuai apa yang dinginkan perusahaan kepada orang yang dituju, dalam hal ini pelanggan, customer, dan khalayak"

masih ga ngerti ? kita buat contoh: ada yang tau limbad ? gue yakin semuanya tau, tapi masih ada yang inget bahwa the master itu juara nya ialah joe sandy ? masih ada yang inget ? pasti sedikit yang inget atau bahkan kamu mengerutkan dahi sambil berkata "oh iya ya". itu lah yang di maksud brand building, hasil proses terus menerus tak kenal lelah secara continue yang menghasilkan citra kepada khalayak bahwa the master itu ialah limbad. bukan joe sandy.

Brand building itu hampir mirip dengan melahirkan dan memelihara serta membesarkan seorang anak. bahwa bila seorang anak punya nama, kepribadian, image, dan peran dalam kehidupan. maka demikian pula lah sebuah brand!

Upaya melakukan brand building dengan cara instan hanya akan menghasilkan output yang instan pula. Proses brand building sewajarnya mengikuti hukum alam sehingga tidak dipaksakan. Inilah yang menjelaskan kenapa Limbad lebih popular dan terkenal daripada pemenang pertama The Master. Bahkan seakan menjadi idiom, Limbad the Master lebih familier dan enak kedengaran di telinga daripada Joe Sandy the Master. Brand juga harus di-maintenance supaya terawat dan tetap segar dikenal oleh masyarakat luas.


Brand yang dibangun dengan benar melalui materi marcomm serta branding yang terintegrasi, dengan strategi yang cerdas dan tepat, maka suatu saat ia pun akan berada di tengah target marketnya dengan memiliki kepribadian yang kuat, positioning yang tepat. dan pada akhirnya mampu bertahan serta memiliki brand value yang tinggi.

Brand yang dibangun dengan baik, akan menjadi asset perusahaan yang nilainya bahkan BISA lebih besar dari nilai perusahaan itu sendiri! Banyak contoh kasus seperti ini, misalnya cocacola dan disney.
Bran yang telah memiliki nilai yang tinggi juga akan bisa di leverage ke anak-anak brand yang berikutnya, dengan sejak awal merencanakan brand architecture nya

Sumber


http://rightbrainconsulting.blogspot.com/2010/03/membangun-brand-itu-seperti-memelihara.html
http://pendidikan-science.blogspot.com/2010/12/power-of-visual-branding.html


@tegarirsyad

Thursday, 17 October 2013

Sejarah Victorinox Swiss Army




1884
Karl Elsener membuka pabrik perkakas/pisau di Ibach-Schwyz, dengan dukungan ibunya, Victoria.

1891
Diinisiasi oleh Karl Elsener, dibentuk Asosiasi Pembuat Pisau Swiss (the Swiss Cutlery Union), dengan memperkenalkan pisau tentara untuk kepada angkatan bersenjata Swiss (Swiss Army) untuk pertama kalinya.

1897
Nama “Swiss Officer’s and Sport Knife” secara legal terlindungi pada tanggal 12 Juni. Model inilah yang belakangan dikenal dengan “The Original Swiss Army Knive”.

1909

Setelah kematian ibunya, Karl Elsener menggunakan nama “Victoria” sebagai bentuk penghargaan. Pendiri perusahaan ini mendatarkan merek dimaksud berikut logo Perisai dengan Salib/Cross sebagai trade mark. Saat ini trade mark ini telah terdaftar di lebih dari 120 negara.

1921
Penemuan baja anti karat (Stainless Steel) telah memberi perubahan besar bagi industry perpisauan. Karl Elsener merubah nama perusahaannya menjadi “Victorinox”, yang merupakan kombinasi kata “Victoria” dan Inox” (inox = saduran dari kata ‘in-oxydable’ yang berarti stainless/ anti karat).

1931
The Brown Boveri Company membangun instalasi ‘fully electric heat treatment’ pertama di dunia untuk Victorinox.

1945
The Original Swiss Army Knife’ merambah dunia internasional dan mulai popular di Amerika Serikat.

1979
Pada 2 Januari, ‘Masserfabrik Carl Elsener’ yang tadinya milik perseorangan disesuaikan menjadi perusahaan milik keluarga “Victorinox AG”.
Ket: AG singkatan dari ‘Aktiengesellschaft’, bahasa Jerman, yang berarti Perusahaan Publik – red.

1984
Perusahaan melipatgandakan luas pabrik dan kantor dengan jumlah pegawai lebih dari 810 orang dan keuntungan lebih dari 80 Juta CHF.

1989
Mitra distribusi Victorinox untuk Amerika memasuki pasar jam tangan (timepiece) di Amerika Serikat, di bawah label “The Swiss Army Brands, Inc”.

1992
Perusahaan membuka cabang penjualan di Jepang.

1999
Victorinox memasuki pasar ‘perlengkapan traveling’/’travel gear’ menggunakan lisensi ‘the American TRG Group’ di St Louis. Mengembangkan bisnis jam tangan, perusahaan ini membangun ‘Victorinox Watch SA’ di Bonfol, kawasan pembuatan jam tangan di Swiss, Jura.

2000
The Victorinox Foundation’ didirikan sebagai yayasan yang memegang 85% kepemilikan Victorinox AG. 15% selebihnya dipegang oleh yayasan amal Carl and Elise Elsener-Gut Foundation”.

2001
Produk pakaian/busana Victorinox diperkenalkan di Amerika Serikat. Toko pertama (flagship store) dibuka di Distrik Soho, New York.

2002
Mitra distribusi untuk AS ‘Swiss Army Brands Inc’ diprivatisasi. Brand Jam Tangan “Victorinox Swiss Army” diluncurkan secara internasional.

2003
Victorinox mengambil alih perusahaan Amerika Serikat ‘Wenger NA’, termasuk parfum berlabel “Swiss Army Fragrance”.

2005
Victorinox mengambil alih pabrik pisau dan jam tangan tradisional Swiss ‘Wenger SA’ di Delemont, Swiss Jura.

2006
Victorinox Swiss Army pindah ke tempat pembuatan jam tangan dengan fasilitas yang baru di Porrentruy, Swiss Jura, demi memenuhi permintaan yang meningkat dan demi memastikan hasil jam tangan yang berkualitas tinggi.

2007

Victorinox mendirikan ‘Victorinox Swiss Army Fragrance AG’ di kantor pusatnya. Merek parum ‘Wenger’ direposisikan di pasar dengan merk Victorinox’.

2008
Toko cabang utama (Flagship Store) pertama di Eropa dibuka di New Bond Street, London.

2009
Toko cabang utama Victorinox dibuka di Kota Geneva/ Jenewa, Swiss. 125 tahun setelah pendiriannya, Victorinox saat ini mempekerjakan lebih dari 1800 pegawai di seluruh dunia, dan meraup keuntungan sekitar 500 juta CHF.

2011
Kisah sukses berlanjut, pembukaan toko cabang utama di Dusseldorf.

jasi singkat cerita bahwa, victorinox ini mengawali kiprah di dunia sebagai pemasok kebutuhan pisau lipat yang ringkas dan simpel dan hebat bahkan hingga menjadi prosedur standard astronot NASA jika ingin ke luar angkasa, lalu di lanjutkan dengan memproduksi jam tangan melalui The Swiss Army Brand.inc pada tahun 1985.

Wednesday, 16 October 2013

Branding






Semakin semaraknya iklan-iklan produk yang ditampilkan oleh media massa seperti televisi, majalah, koran dan sebagainya memberikan dampak kebingungan diantara para pengguna. Semua iklan produk menyatakan dirinya adalah produk unggulan, produk yang layak dipakai dan bahkan dibeberapa media bahkan menggunakan massa yang cukup besar untuk menunjukkan bahwa produk yang ditampilkan adalah produk yang telah digunakan oleh jutaan orang di negara tersebut bahkan di dunia . Semua produk ingin dikenal oleh masyarakat audiens. Menggunakan berbagai cara mulai dari budaya hingga gaya hidup masyarakat, agar produk tersebut melekat dan tersimpan kuat di dalam benak masyarakat. Apapun yang dilakukan oleh produsen untuk memperkenalkan produknya lewat iklan-iklan tersebut merupakan sebuah tindakan branding. Kemudian apa itu brand ? dan bagaimana membangun sebuah brand ?.
Sebelum masuk pada definisi brand, perlu diketahui dulu disini mengenai cara produsen mengkomunikasikan produknya kepada masyarakat luas. Ada dua hal penting yang secara umum dilakukan produsen dalam mengkomunikasikan produknya yaitu above-line communications dan below-line communications. Above-line communications (Swystun, 2007: 4) dipahami sebagai :
“This term refers to marketing communications involving the purchase of traditional media such as television, radio, print, and outdoors; media in which results can be measured. As marketing and communications options have expanded, and advertising agency compensation has moved from commission-based to fee-based, this term has become increasingly dated and now reflects what traditional advertising agencies included in their base commission rate rather than what impact the media would have had on customers”.
(Bentuk ini mengacu pada komunikasi pemasaran yang menyertakan belanja media tradisional seperti televisi, radio, cetak dan outdoor; media tersebut hasil-hasilnya dapat diukur. Sebagai bentuk pemasaran dan komunikasi yang telah berkembang, dan membuat agen periklanan berubah bentuk dari komisi menjadi berbayar, dimana bentuk ini telah meningkat belakangan dan saat ini memberikan gambaran apa yang agen periklanan tradisional masukkan biaya komisi melebihi dari pengaruh media yang akan terjadi pada konsumen).
Sedangkan below-line communications (Swystun, 2007: 12) dikatakan sebagai :
“This is a term used for communications that don’t involve the purchase of media. With communications becoming more integrated, this and above-the-line communications are becoming less and less accurate descriptors. Below-the-line activities may include publicity, direct marketing, promotions, and media relations”.
(Ini adalah bentuk untuk komunikasi yang tidak memasukkan belanja media. Komunikasi menjadi lebih terpadu, kedua bentuk komunikasi ini menjadi lebih sedikit akurat descriptors. Aktifitas Below-the-line meliputi publikasi, pemasaran langsung, promosi dan hubungan-hubungan dengan berbagai media)
Kedua bentuk komunikasi yang dilakukan produsen diatas pada intinya adalah usaha-usaha untuk mendekatkan produk kepada konsumen. Usaha pendekatan inilah yang disebut dengan brand. Brand bisa diartikan sebagai penjumlahan total dari keseluruhan pengalaman pengguna terhadap sebuah produk ataupun layanan tertentu, membangun reputasi dan harapan kedepan yang menguntungkan (Miletsky dan Smith, 2009: 2).  Tentunya hal ini terkait dengan kepercayaan yang diberikan oleh brand tersebut kepada penggunanya. Elemen-elemen yang menentukan tingkat kepercayaan konsumen terhadap sebuah brand adalah sebagai berikut :
  1. Janji yang diberikan sesuai dengan kenyataan walaupun hal ini tidak dinyatakan dengan jelas, tetapi menjadi salah satu faktor utama kesuksesan sebuah brand.
  2. Memberikan kepribadian tersendiri terhadap pengguna brand. Pengguna mobil BMW akan merasakan lebih elegan dan ekslusif ketimbang pengguna mobil Innova misalnya.
  3. USP (Unique Selling Proposition). Munculnya sebuah brand sebagai dasar untuk membedakan perusahaan, produk atau layanannya dengan perusahaan, produk atau layanan lainnya (Miletsky dan Smith, 2009: 3).
Selain itu dikatakan bahwa brand bisa lebih dari batasan logo ataupun nama (Davis, 2009: 12). Sebuah brand mampu mewakili secara utuh kepribadian perusahaan dan sebagai penghubung antara perusahaan dan pemirsanya. Hubungan yang dilakukan brand terhadap pemirsanya bisa melalui visual dan pendengaran, pengalaman terhadap sebuah brand, persepsi atau perasaan secara umum tentang perusahaan pembuat brand tersebut. Menurut Hammond (2008;8) Selain itu brand mampu mewakili lebih dari sebuah fakta, hubungan rasional terhadap sebuah produk maupun layanan. Brand hadir diantara batas alasan yang masuk akal hingga sampai kepada emosi. Emosi adalah sekumpulan struktur psikologis atau kerangka acuan yang dibentuk dan diwujudkan dalam pikiran dan dipicu oleh pengalaman tertentu (Hammond, 2008: 31). Menurut para ahli, emosi berbeda dengan perasaan. Emosi dianggap sebagai pembangkit perasaan. Salah satu kunci untuk membangun sebuah brand adalah mengindentifikasi dan memengaruhi pemicu emosi dalam proses pembelian dengan membangun perasaan positif tentang sebuah produk atau layanan.  
                  Untuk bisa membangun perasaan yang positif, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian oleh produsen yaitu tentang cara otak bekerja. Otak dalam mengolah sebuah informasi yang diberikan, menggunakan dua hal yaitu rasional dan emosional.

Menurut teori lama, dikatakan bahwa otak manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak kanan bekerja lebih berdasarkan kepada intuisi, perasaan, emosi dan akal pikiran. Sedangkan otak kiri bekerja lebih pada pengolahan bahasa, fakta dan angka yang merupakan sisi logika manusia. Para ahli yakin bahwa pengolahan informasi oleh kedua otak tersebut dilakukan secara terus menerus yang merupakan bentuk mekanisme total dari keseluruhan aktifitas manusia dimana keduanya bisa saling melakukan crossover atau berbagi informasi.
Selain itu ada beberapa hal penting yang terkait dengan pembedaan prinsip kerja antara rasional dan emosional.
  1. Rasional bekerja lebih lambat dari bagian emosional sehingga tindakan ditentukan oleh emosi. Bukan berarti bahwa rasional dan emosi bekerja sendiri-sendiri, tetapi keduanya saling terhubung, saling mendukung dan tidak pernah mendahului.
  2. Sistem emosional jauh lebih kuat dibandingkan dengan sistem rasional. Segala kesadaran pemikiran-logika dan rasional-akan selalu mengarah kepada emosional. Bahkan pemikiran irasional sekalipun tetap akan mengarah kepada emosional.
  3. Beberapa bagian sistem emosional bekerja dibawah kesadaran yang disengaja, digerakkan oleh ingatan hubungan dan pengalaman masa lalu. Proses yang muncul sangat kuat, terkadang begitu kuatnya sehingga menjadi pemicu tindakan yang dilakukan dan tidak mempunyai kendali.
  4. Sistem memori pada respon otak lebih mengacu pada pengalaman masa lalu yang lebih spesifik dan lengkap lebih daripada hal yang tidak jelas dan terbagi-bagi. Lebih kuatnya memori emosional, menjadikan lebih besarnya dasar pembenaran dan alasan yang akan digunakan oleh pemikiran rasional untuk mendukung hasil yang terjadi.
Sehingga dengan melihat cara kerja rasional dan emosional maka brand akan sangat berfungsi apabila:
  1. Tidak sepenuhnya menghilangkan keistimewaan produk, pilihan pelayanan, dan bahkan harga yang ditawarkan.
  2. Membangun hubungan emosi yang kuat dengan konsumen sehingga konsumen akan membeli sebuah produk berdasarkan pada emosi dan dasar pembenaran sebagai alasan.
  3. Lebih sering memfokuskan perhatian pada hal-hal yang bersifat positif sebanyak mungkin pada emosi konsumen.
  4. Membangun pengalaman dengan konsumen dan menjadikannya ingatan yang tersimpan lama dalam benak konsumen.
  5. Pengalaman konsumen harus dibangun melebihi dari harapan yang telah ditentukan dan menimbulkan ingatan yang kuat dalam benak konsumen.
Daftar Pustaka
Davis,Melissa, 2009, The Fundamentals of Branding; AVA Publishing SA
Hammond, James, 2008, Branding Your Business,
Miletsky,Jason I. and  Smith,Genevieve, 2009,  Perspectives on Branding; Course Technology
Swystun,Jeff, 2007, The Brand Glossary; Palgrave Macmillan


Promotion Mix



Menurut Kotler (2004 : 205) terdapat lima jenis promosi yang biasa disebut dengan bauran promosi yaitu iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (publicity and public relation), serta pemasaran langsung (direct marketing). Kelima jenis promosi yang terdapat dalam bauran promosi tersebut saling berhubungan. 

Sedangkan menurut Kotler (2004: 264) Bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Kotler (2004: 264-312), mengatakan bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu : 

Dalam komunikasi pemasaran jasa beberapa kegiatan yang menjadi elemen penting dalam memasarkan produk terutama jasa, yang biasa dikenal dengan promotion mix (bauran promosi). Sebenarnya promotion mix merupakan bagian dari konsep marketing mix mengenai promotion, namun dalam perkembangannya promotion mix menjadi wujud nyata dari konsep marketing mix yang lebih spesifik, antara lain yaitu :

•Periklanan (Advertising)
Advertising adalah nonpersonal, sebuah pemberitahuan informasi yang dibayar oleh sponsor (perusahaan). Digunakan untuk menjangkau khalayak luas, menciptakan kesadaran brand, membantu pembedaan brand dengan kompetitornya, dan membangun citra brand. Karakteristik dari iklan sendiri adalah bersifat non-personal, komunikasi satu arah, ada sponsor (khalayak yang peduli), dan bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku.Biasanya advertising itu dipakai ketika suatu perusahaan ingin mengubah customer dari unaware, menjadi aware terhadap suatu brand.

•Sales Promotion
Pada konsepnya, sales promotion digunakan untuk memotivasi customer agar melakukan aksi dengan membeli produk yang dipicu dengan adanya penawaran produk dalam jangka waktu terbatas. Disaat perusahaan ingin berhubungan langsung dengan customer tanpa melalui retailer, maka digunakanlah direct-response marketing, seperti: close-loop, interactive, database-driven messaging system yang menggunakan banyak jenis media untuk menciptakan respon behavioral.

•Direct Marketing
Direct marketing merupakan salah satu fungsi IMC yang terdiri dari front-end dan back end operations. Front-end menyusun harapan-harapan dari konsumen yang mencakup the offer (yakni segala sesuatu yang nyata maupun tidak dijanjikan oleh perusahaan guna mencapai perilaku customer yang diinginkan perusahaan, misal: penawaran harga khusus, garansi, dll), the database (mendapatkan data customer-nya dan menggunakan data itu untuk penawaran selanjutnya) dan the response (memberikan respon yang baik terhadap customer, misal: dengan membuat toll-free-line untuk layanan customer) sedangkan back end berusaha mempertemukan harapan konsumen dengan produk, mencakup fulfillment (yakni membuat produk atau informasi yang diminta oleh konsumen cocok, efektif, dan tepat waktu).

•Personal Selling
Personal Selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang penjual menjelaskan fitur dari suatu brand untuk kepentingan pembeli. Dalam personal selling, dilibatkan komunikasi yang sifatnya tatap muka dan kegiatannya pada sekarang ini terfokus pada pemecahan masalah dan penciptaan nilai bagi customer (lebih dikenal sebagai partnership). Dimensi dari partnership ini adalah, seorang salesperson harus memahami customer-nya dengan baik. Personal selling sendiri merupakan bagian dari direct marketing, namun perbedaan dasarnya adalah dalam personal selling, perusahaan yang dijembatani sales person berinteraksi secara tatap muka dengan customer.

•Word of Mouth
Word of mouth tadinya adalah sebuah proses dimana dampak dari berbagai kegiatan promosi yang dilakukan yang menjadi perbincangan di masyarakat. Namun dalam perkembangannya word of mouth dapat dibuat dan direncanakan dalam suatu konsep pemasaran. Sehingga brand menjadi perbincangan dan membentuk citra tertentu di masyarakat. Terutama melalui komunikasi langsung dengan konsumen. Dalam hal ini peran orang sangat penting dalam proses mengkomunikasikan produk terutama jasa. Customer sangat dekat dengan pengiriman jasa, dengan kata lain yang berpotensial dengan pengalamannya dalam menerima jasa tersebut. Sehingga word of mouth sangat besar pengaruh dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya.

•Public Relation
PR dalam komunikasi pemasaran merupakan pekerjaan yang sangat luas dan beragam, tidak hanya bertugas men-track opini publik saja, tetapi juga bertugas me-manage corporate brand dan menjaga reputasinya. PR digunakan sebagai media untuk menyampaikan brand information guna mempengaruhi calon customer atau customer secara positif. Fungsi PR sendiri lebih fokus kepada customer atau calon customer dan melengkapi strategi marketing yang lain dengan 4 cara: (1) meningkatkan kredibilitas brand message; (2) menyampaikan message sesuai targetnya berdasarkan aspek demografis, psikografis, etnik atau khalayak secara regional; (3) mempengaruhi opinion leader atau trendsetter yang berpengaruh; (4) melibatkan customer dan stakeholder lainnya pada event spesial.

Aktivitas utama staf public relation (PR) antara lain :
•Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, orang, atau aktivitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan. Sponsorship dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai suatu merek. Beberapa pedoman yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam memilih sponsorship: target khalayak, penguatan citra merek, dapat diperpanjang, keterlibatan merek, biaya yang efektif dan sponsor lainnya.

•Event marketing atau biasa disebut special event adalah situasi yang signifikan atau peristiwa promosional yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan customer dalam event tersebut. Perusahaan dan organisasi-organisasi non-profit menggunakan events dengan beberapa alasan, yaitu: untuk melibatkan sasaran khalayak, untuk mengasosiasikan sebuah brand dengan aktivitas, gaya hidup atau orang-orang tertentu, untuk meraih sasaran khalayak yang sulit dijangkau, untuk meningkatkan brand awareness dan untuk menyediakan platform yang baik bagi brand publicity.

Sumber :
http://globalonlinebook1.blogspot.com/2013/05/pengertian-promosi-promotion-mix.html
http://www.danisetiawanku.com/2011/01/promotion-mix.html

Tuesday, 24 September 2013

Segmentasi, Targeting, Posisioning

ini adalah awal dari sebuah terbentuknya bisnis, dalam ilmu marketing kita mengenal STP dan 4P sebagai strategi pemasaran produk ataupun jasa. STP adalah singkatan dari Segmentation, Targeting dan Positioning sedangkan 4P adalah singkatan dari keempat unsur dalam marketing mix, yakni Product, Price, Place dan Promotion. STP dan 4P akan selalu muncul dalam marketing, apa pun konteksnya.

Untuk 4P kita sudah ulas tuntas pada post sebelumnya, kini kita akan bahas tentang STP (Strategy, Targeting, Posisioning) yaitu (1) segmentasi pasar, (2) penetapan pasar sasaran, (3) penetapan posisi pasar, seperti yang dijelaskan (Kotler, 1995 : 315).

Segmentasi


Adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk.
Swastha&Handoko(1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi-bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen. Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli. Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

Kotler (2003) menyatakan: “Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”. Selanjutnya Thompson (2000) menyatakan bahwa tantangan dalam pemasaran adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali satu program pemasaran dapat memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik untuk itu diperlukan segmentasi pasar. Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu (science) untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu menyelesaikan bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan. Segmentasi tersebut memiliki peran penting karena beberapa alasan; pertama, segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani. Selain itu segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan (Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003). Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.

Prosedur dan Proses Segmentasi Pasar
Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar (Kotler,2003) yaitu:
1. Survey Stage
Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku konsumen.
2. Analysis Stage
Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.
3. Profiling Stage
Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value yang diharapkan dari sebuah program MM, kemudian masing-masing cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol (Fanggidae, 2006).

Dasar Segmentasi
Dalam menetapkan dasar segmentasi Kotler (2003) ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu pertama, consumen characteristic (karakteristik konsumen) yang merupakan variabel utama dalam segmentasi yang terdiri dari :
1. Segmentasi Geografi
Pada segmentasi georafi pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya, seperti berdasarkan daerah asal atau tempat tinggal konsumen.
2. Demografi Segmentasi
Pada segementasi demografi pengelompokan dilakukan berdasarkan variabel usia, jenis kelamin dan pekerjaan konsumen.
3.Psychographic segmentation
Pada Psychographic segmentation pengelompokan didasarkan pada karakteristik setiap konsumen, seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat dan sikap.

Kedua yaitu, consumer responses (respon konsumen) yang terdiri dari Benefit segmentation (segmentasi manfaat) yaitu pengelompokan yang di dasarkan kepada manfaat yang diharapkan konsumen dari suatu produk atau jasa, use occasion (saat pemakaian) dan Brand atau merek. Dengan ini konsumen akan dikelompokkan berdasarkan respon mereka terhadap produk atau jasa, seperti ada konsumen yang mementingkan kualitas dan ada konsumen yang mementingkan harga yang murah.

Syarat Segmentasi Yang Efektif
Dalam melakukan segmentasi perusahaan perlu memperhatikan efektifitas segmentasi tersebut. Syarat segmentasi yang efektif adalah (Kotler,2003):

1. Measurable (terukur)
Measurable berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya.
2. Substansial (banyak)
Substansial berarti segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani.
3. Accessible (dapat diakses)
Accessible berarti segmen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani.
4. Differentiable (dapat dibedakan)
Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
5. Actionable (dapat dilayani)
Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Manfaat Segmentasi Secara umum segmentasi bermanfaat untuk meningkatkan posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen (Weinstein, 1994 dalam Ariwibowo, 2003,). Lebih lanjut Weinstein (1994) mengemukan secara terperinci tentang 4 manfaat segmentasi, yaitu:

1. Designing responsive products to meet the needs of the marketplace.
Melalui penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah penyelesaian konsep marketing yaitu kepuasan konsumen yang akan membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai yang utama, kemudian mendisain dan menyeleksi produk untuk kepuasan konsumen.

2. Determining effective and cost efficient promosional strategies.
Segmentasi sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang berharga untuk mengembangkan communication mix, sehingga dapat dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat.

3. Evaluating market competition in partikular the companys market position.
Riset segmentasi menyediakan a competitive intelegence mechanism untuk mengakses dan membandingkan perusahaan agar sesuai dengan standar.

4. Providing insight on present marketing strategies.
Segmentasi sangat penting untuk melakukan evaluasi secara periodik terhadap marketing strategi perusahaan saat ini dengan cara memanfaatkan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman.


Target Marketing


Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara,prpinsi,atau sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan respon. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.
        Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses yang sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli produk dari perusahaan.

   **Targeting adalah  membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu :

1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi  perusahaan.
Menentukan Target Market
Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai Berikut :

1. Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.

2. Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.

3. Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.

4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.

5. Full Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.

Selain itu ada pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih segmen yaitu (Kotler, 2003):

1.Pilihan etika atas pasar sasaran.
Dalam menetapkan target market perusahaan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan, seperti mngambil keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan segmentasi dan target pasar yang melayani tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.

2.Interelasi dan segmen super.
Segmen super adalah sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga perusahaan akan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di dalam segmen super karena perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif terhadap industri-industri yang telah berada dalam segmen super.

3.Rencana serangan segmen per segmen.
Pesaing tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika diketahui maka perusahaan harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu.

4.Kerjasama antar segmen.
Cara terbaik untuk mengelola segmen adalah kerjasama antara SDM di dalam perusahaan untuk membangun bisnis segmen perusahaan.


Positioning


Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.
Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.

Positioning adalah  dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.

Persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik adalah fokus utama Positioning.  Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen. Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari  persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusahaan terhadap pelanggan, dll.

Positioning adalah image atau citra yang terbentuk di benak seorang konsumen dari sebuah nama perusahaan atau produk. Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing. Seperti halnya diungkapkan Milton M. Presley et al dalam Advertising procedure:
“Positioning product is the place your product occupies in consumers’ minds relative to competing products. Think brand image, benefit promise, and competitive advantage. It’s how you plan to compete in the marketplace. It’s the reasons customers should buy your product, and not the competitors”.

Sementara itu Fanggidae, 2006, menyatakan positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang diberikan, dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan dan bagaimana mempresentasikannya.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003 menyatakan positioning sebagai ”the strategy for leading your cutomers credibly” yaitu suatu strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.
Selanjutnya Yoram Wind, dalam Kotler et all 2003 menyatakan positioning sebagai reason for being yaitu bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak konsumen. Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen untuk itu konsumen perlu dibimbing. Positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan. Positioning menyangkut menciptakan being dalam benak konsumen dan membimbing mereka dengan penuh kredibilitas. Selanjutnya positioning merupakan sebuah janji yang dibuat perusahaan kepada konsumen. Janji tersebut harus ditepati dan kemampuan perusahaan untuk menepati janji merupakan bagian yang vital dan strategi. Karena alasan inilah, positioning yang tepat merupakan hal yang krusial bagi keberhasilan akhir perusahaan.


Cara Menentukan Positioning
Dalam menentukan positioning ada empat tahap yaitu: identifikasi target, menentukan frame of reference pelanggan (siapa diri), merumuskan point of differentiation — Mengapa konsumen memilih perusahaan, menetapkan keunggulan kompetitif produk — bisa dinikmati sebagai sesuatu yang beda (Kotler, 2003).
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu, 2003 menyatakan ada empat kriteria yang dapat dilakukan perusahaan untuk menentukan positioning. Pertama adalah kajian terhadap konsumen (cutomer). Disini positioning harus mendeskripsikan value bagi konsumen karena positioning mendeskripsikan value yang unggul. Selain itu positiong merupakan penentu penting bagi konsumen pada saat memutuskan untuk membeli. Kriteria kedua didasarkan atas kajian pada kapabilitas perusahaan (company). Disini positioning harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Seperti lokasi yang strategis. Kriteria ketiga didasarkan atas kajian pada pesaing (competitor). Disini positioning harus bersifat unik, sehingga dengan mudah dapat mendiferensiasikan diri dari para pesaing. Kriteria keempat didasarkan atas kajian terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis (change). Dikatakan bahwa positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan lingkungan bisnis. Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka perusahaan harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.
Dalam menetapkan penentuan positioning perusahaan dapat memperhatikan faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau landasan penentuan positioning:
1.Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan
2.Capaian yang telah dihasilkan perusahaan
3.Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan
4.Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan
5.Bisnis baru yang dimasuki
6.Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru di pasar
Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah produk perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:

1. Be creative
Be craetif maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.
2. Simplicity
Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan sejelas mungkin
3.Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten dan melihat kondisi.
4.Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan
5.User their language
User their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.


Berikut ulasan yang dapat kami jabar dan rangkum untuk seluruh pembaca, Terima Kasih

SUMBER

Pasang iklan Pasang iklan pasang iklan pasang iklan